NAIK KERETA API DARI CIMAHI KE BANDUNG PULANG PERGI (Bagian 3....TAMAT)

Akhirnya kami tiba di statsiun ini
Gambar kereta api
Ini adalah lanjutan dari judul sebelumnya yaitu NAIK KERETA API DARI CIMAHI KE BANDUNG PULANG PERGI (Bagian 2,...

Saat itu waktu menunjukkan kira-kira pukul setengah dua tetapi kereta jurusan Cimahi belum juga sampai, Istriku yamg dari tadi duduk terlihat mulai gelisah karena takut kalau-kalau pulang kesorean. Ternyata yang terlihat gelisah bukan hanya istriku tapi anak kami juga sama, dia tersus saja menanyakan kapan kereta akan datang, setiap ada bunyi sirine dia pasti langsung menengok ke arah timur rel kereta sambil berkata: "Ayah.... keretanya sudah datang", padahal tidak ada satupun kereta yang datang menuju statsiun waktu itu.

Setelah menunggu sekian lama akhirnya kereta yang kami tungu-tungupun datang, istriku dan anakku terlihat senang sekali dan langsung ingin segera naik ke dalam kereta api. kami beserta penumpang lain yang searah ke barat masuk ke dalam gerbong kereta, suasana di dalam kereta masih seperti waktu kami naik dari Cimahi, banyak bangku kereta yang kosong, dengan perasaan senang kamipun duduk, seperti biasa istri dan anakku duduk dekat jendela dan aku duduk paling pinggir, di depan kami duduk seorang kakek dengan seorang bocah kecil yang usianya tidak jauh dengan anak kami, di situpun kami terlibat beberapa obrolan, dari obrolan itu aku ketahui bahwa kakek itu sengaja mengajak cucunya jalan-jalan naik kereta karena kedua orang tuanya sedang sibuk bekerja. Saat aku sedang asyik ngobrol dengan kekek itu tiba-tiba terdengar teriakan anakku mengatakan:"ayah di luar hujan ....". Ternyata betul saja ketika aku melihat keluar melalui jendela di luar sana sedang terjadi hujan lebat dengan awan mendung yang menyelimuti matahari sehingga suasa menjadi agak gelap.

Sepanjang jalan yang dilewati banyak terdapat rumah-rumah  di pinggir rel kereta api terendam banjir, selain itu ada pula pintu tempat perlintasan kereta api yang tergenang air, anakku yang dari tadi memperhatikan suasana hujan berteriak lagi dia mengatakan.."banjir..banjir". Aku hanya tersenyum  melihat itu. setelah beberapa lama terlihat anakku mengantuk dan tidur dipangkuan ibunya......

Sepanjang perjalanan pulang hujan tak henti-hentinya mengguyur ditambah denganm angin yang begitu kencang tetapi tak menghalangi kereta untuk melaju mengantarkan kami ke tujuan....

Letak statsiun Cimahi semakin dekat, setatsiun terakhir (Statsiun Cimindi)  sebelum statsiun Cimahi telah terlewati dan akhirnya keretapun sampai di statsiun Cimahi dengan selamat, aku langsung membangunkan istriku dan mengatakan bahwa kereta sudah sampai di Cimahi. Sampai Cmahi hujan belum juga reda padahal hari sudah mulai gelap....lalu kami berteduh di sekitar tempat parkir dekat sepeda motorku.....lama sekali kami menunggu.....waktu telah menunjukkan pukul  lima sore, akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja walaupun hujan masih turun dengan derasnya, untung saja kami membawa jas hujan yang cukup untuk kami bertiga setelah memakai jas hujan motorpun aku keluarkan dari areal parkir menuju tempat yang tidak kena air hujan agar istri dan anakku dapat naik motor dengan aman tidak terkena hujan .

Sepanjang perjalanan dari statsiun menuju rumah kami hujan terus saja turun tidak henti-hentinya walaupun hari sudah gelap, jas hujan yang kami pakai masih mampu menahan cucuran hujan dari langit sehingga membawa hati ini tentram tanpa ada rasa takut kalau keluarga kena basah. Sesampainya di rumah kamipun langsung masuk ke dalam rumah untuk istitrahat melepas lelah setelah seharian bepergian ........