NAIK KERETA API DARI CIMAHI KE BANDUNG PULANG PERGI (Bagian 2)

Suasana kota bandung di siang hari
Gambar pemandangan
Ini adalah sambungan dari posting saya sebelumnya yang berjudul NAIK KERETA API DARI CIMAHI KE BANDUNG PULANG PERGI (Bagian 1)

Di dalam kereta ini anakku tek henti-hentinya berbicara dan menanyakan segala sesuatu yang sebelumnya belum pernah di lihat, maklumlah baru kali ini naik kereta api apalagi dengan usia yang masih balita adalah usia yang selalu ingin mengetahui segala sesuatu hal, istriku yang setia mendampingi tak kenal lelah untuk menjawab setiap lontaran pertanyaan yang diutarakan oleh anak kami, Saya bersyukur melihat suasana seperti ini yang dapat membuat hati anak dan istriku senang meski hanya naik kereta api yang ongkosnya sangat murah ini.

Tempat-tempat unik yang kami lewatipun tak luput dari pandangan seperti pintu perlintasan kereta api, statsiun kereta api atau deretan pesawahan yang terbentang luas dan gunung-gunung yang menjulang. Ternyata menarik juga duduk di dalam kereta api sambil melihat pemandangan yang ada di luar kereta yang sudah lama tidak saya jumpai.

Waktupun berjalan seiring laju kereta, akhirnya kami sampai di statsiun tujuan yaitu Statsiun Kereta api Bandung, Setelah kereta benar-benar berhenti kamipun turun menuju pintu keluar kereta bersama penumpang yang lainnya, istriku membawa tasnya sedangkan aku menggendong anakku dan berjalan menuju pintu keluar statsiun sebelah selatan. Setelah berada di luar statsiun kamipun meneruskan perjalana dengan sebelumnya mampir ke toko di pinggir jalan sekedar membeli panganan ringan dan cemilan untuk anak kami, Dari statsiun kami berjalan menuju arah selatan menyusuri terminal angkutan kota dan langsung mencari angkutan jurusan alun-alun Bandung, angkot yang berwarna merah ini mempunyai trayek elang-ciacadas via alun-alun.

Mobilpun mulai berjalan sambil terdengar suara teriakan pak sopir memanggil-manggil calon penumpangnya agar masuk ke dalam angkot, satu persatu kursi penumpangpun terisi penuh seiring laju kendaraan yang semakin cepat, jalan raya mulai dipadati angkutan umum dan pribadi, mungkin emang saat itu sudah masuk jam istirahat kantor sehingga banyak para pegawai keluar kantor untuk mencari tempat makan siang.

Perjalanan di angkot yang sangat mengasyikan adalah ketika melewati jalan Dewi Sartika, di sisi kiri dan kanan jalan terhampar para pedagang kakilima yang berada di emper-emper toko, dengan beraneka warna dan jenis barang yang ditawarkan membuat mata ini malas untuk melepaskan pandangan darinya. ditambah dengan jalan yang begitu lebar dan dibuat satu jalur kendaraan, selain para pedagang kakilima ada juga toko-toko besar yang berjejer yang menambah keramaian kota.

Sebelum sampai ke dekat alun-alun aku langsung memberhentikan Angkot dan turun di depan jalan Kepatihan dan berjalan lagi menuju Masjid Raya Bandung, sengaja kami mampir ke mesjid karena waktu shalat zuhur telah tiba, Kamipun langsung shalat disana, selepas melaksanakan shalat zuhur kamipun beristirahat di halaman sekitar masjid sambil memperhatika anak kami untuk bermain-main di alun-alun. Lingkungan sekitar masjid dan alun alun adalah tempat yang dapat dijadikan tempat istirahat dan rekreasi karena di tempat tersebut terdapat para pedagang yang menjajakan barang dagangannya seperti: mie bakso, batagor, cuanki, mie rebus dan lain-lain, selain produk makanan ada juga yang menjual barang maianan untuk anak-anank dan sarana bermain untuk anak seperti kereta-keretaan, perosotan dan becak mini. Anakku lebih suka menaiki kereta-keretaan yang bergerak di atas rel khusus. Stelah bosan dengan satu permaianan dilanjutkan dengan permaian yang lainnya.

Setelah kira-kira dua jam kami di alun-alun kamipun memutuskan untuk pulang  karena takut hari sudah mendung. Sebelum meninggal;kan lokasi alun-alun kami bertiga makan siang dulu dengan membeli batagor dan mie rebus. Tak lupa kamipun membeli beberapa oleh-oleh untuk dibawa pulang ke rumah seperti: wayang si Cepot,dan  balon tiup. Susah sekali mengajak anak kami untuk pulang mungkin karena di sana banyak terdapat maianan dan makanan, tapi akhirnya dapat juga dibujuk dan akhirya kamipun meninggalkan alun-alun dan mencari angkot yang lewat ke statsiun kereta api Bandung, tak sulit untuk mencari angkot menuju ke sana karena tanpa ditanyapun para supir angot dengan ramahnya menyebutkan tempat yang akan dilalui oleh angkot yang dibawanya.

Sampailah Kami di gerbang statsiun kali ini kami masuk dari pintu utara tempat kereta bisnis atau eksekutip. setelah membeli karcis saya bertiga langsung masuk ke kursi tunggu yang berada di dalam lingkungan kereta api, berbeda dengan Statsiun Cimahi, di Statsiun Bandung diperbolehkan memasuki areal tempat kereta asalkan sudah memiliki karcis. lama sekali kami menunggu kereta api tujuan kami lewat, untuk menghilangkan kejenuhan aku mengajak anakku untuk melihat-lihat kereta api yang sedang diam, dan membiarkan anakku untuk berlari kesana-ke mari ........bersambung